Pondasi adalah bagian dasar dari konstruksi bangunan yang berfungsi
mendukung, meneruskan atau menyalurkan serta menstabilkan beban bangunan
diatasnya ke lapisan tanah atau batuan yang ada dibawahnya yang mempunyai daya
dukung cukup untuk memikul berat bangunan.
1.
Faktor
– Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pondasi :
a. Fungsi bangunan
b. Berat
beban yang harus didukung dan tinggi bangunan
c. Jenis
tanah dan kekuatan daya dukungnya serta
kedalamannya
d. Bahan
pondasi yang tersedia,
mudah didapatkan serta biaya
pembuatan
e. Peralatan,
Teknologi dan Kehandalan Sumber Daya Manusia
f. Lokasi
dan situasi proyek
g. Letak
muka air tanah
Tidak ada satupun jenis pondasi yang dapat cocok digunakan untuk segala
jenis dan bentuk bangunan. Setiap perencanaan struktur selalu diikuti penentuan
jenis dan bentuk pondasi. Dalam perencanaan dan perhitungan struktur dapat
dipisahkan antara bangunan atas dan pondasi.
2.
Jenis Beban Yang digunakan dalam perencanaan pondasi
a. Beban
Mati
adalah berat semua bagian bangunan
yang bersifat tetap (M)
b. Beban
hidup
adalah berat beban dari penghuni dan
atau barang-barang yang dapat dipindah-pindahkan, bukan bagian dari bangunan
yang sifatnya dapat tetap maupun sementara. (H)
c. Beban
Angin
adalah beban yang bekerja pada
bangunan atau bagiannya, karena adanya hembusan angin dengan kecepatan
tertentu. (A)
d. Beban
Gempa
adalah besarnya getaran yang terjadi
dalam struktur rangka bangunan akibat adanya gerakan tanah yang ditimbulkan
pada saat terjadi gempa (G)
e. Beban
Khusus
adalah beban yang bekerja akibat dari
antara lain getaran mesin, dsb (K)
Kombinasi pembebanan:
(M + H) à Tetap
{(M+H)+A}, {(M+H)+G} à Sementara
{(M+H)+K}, {(M+H)+A+K} à Khusus
{(M+h)+G+K} à Khusus
3.
Kegagalan Pondasi
Kegagalan pondasi ditunjukan dengan terjadinya
kerusakan pada bagian bangunan diatasnya. Adapun kerusakan yang sering terjadi
adalah :
a. Dinding
retak dan miring, keretakan berbalasan sering terjadi pada sudut-sudut bangunan
b. Lantai
tegel bergelombang dan retak serta terlepas
c. Rangka
pintu dan jendela bergeser atau lepas ikatannya dengan dinding dan sulit untuk
dibuka
d. Sudut
kemiringan tangga berubah dan terjadi keretakan
e. Penurunan
bangunan secara merata ataupun miring yang pada akhirnya dapat terjadi
keruntuhan
4.1 Pondasi Dangkal
1. Pondasi
Menerus/Jalur
Pondasi
menerus dipasang di bawah seluruh panjang dinding bangunan dengan lebar dasar
yang sama atau kadang tidak sama, umumnya dipakai bila kedalaman tanah dasar
yang baik atau keras antara 0,75 – 1,25 m dari permukaan tanah asli.
Bahan dapat berupa
pasangan batu kali, beton bertulang, atau gabungan antara keduanya.
2. Pondasi
Setempat/Telapak
Pondasi
Setempat digunakan bila kedalam tanah dasar yang baik melebih 1, 25 m dari
permukaan tanah asli, umumnya dipasang pada kolom-kolom utama dari rangka
bangunan, beban bangunan dilimpahkan ke kolom-kolom tersebut kemudian
diteruskan ke pondasi setempat dibawahnya. Digunakan bila letak tanah dasar
yang baik berada antara 1,5 – 4 m
Bahan berupa pasangan
batu kali, beton bertulang, atau gabungan antara keduanya.
Pondasi Setempat Di Atas Tiang Pancang
Pondasi
tersebut digunakan apabila daya dukung pondasi setempat belum cukup mampu untuk
mendukung beban bangunan, sehingga perlu dilakukan penggabungan antara pondasi
setempat dengan pondasi tiang pancang
3. Pondasi
Gabungan
Apabila
pondasi setempat dari kolom-kolom yang berdekatan terlalu besar, sehingga
saling overlap, maka pondasi-pondasi tersebut dapat digabung menjadi satu
pondasi dengan beberapa kolom.
4. Pondasi
Rakit/Mat Foundation/Raft Foundation
Pondasi
Rakit merupakan plat beton tebal kedap air, yang kadang-kadang diperkuat dengan
balok-balok beton, berada dibawah seluruh luas bangunan, biasanya plat beton
pondasi rakit ini sebagai lantai basement, dengan merangkai menjadi satu
kesatuan dengan dinding basement dengan sambungan kedap air
Pondasi Rakit digunakan
dalam kondisi sebagai berikut :
a. Apabila 50% luas bangunan terdiri
dari pondasi plat setempat, sehingga terjadi overlaping, biasanya pada bangunan
10 lantai
b. Apabila Daya dukung tanah lebih
kecil dari 3 Kpa
c. Apabila dibutuhkan basement sebagai
tempat parkir, ruang instalasi pengolahan air limbah, dan sebagainya
4.2
Pondasi Dalam
Pondasi Dalam adalah
suatu konstruksi yang mahal, dan hanya digunakan bila :
a. Daya dukung tanah dasar tidak
memungkinkan menggunaan pondasi dangkal.
b. Penurunan konstruksi bangunan
dibatasi dengan nilai yang sangat kecil
c. Letak muka air tanah sangat dangkal,
dan lapisan tanah mempunyai permeabilitas tinggi sehingga penggunaan pondasi
dangkal tidak dimungkinkan.
d. Konstruksi yang berat dibangun
terpusat dalam luas yang relatif kecil, misalnya bangunan tower
e. Disyaratkan oleh peraturan untuk
menghindari pengaruh dari beban tak terduga seperti beban gempa dan beban
lateral terhadap pondasi.
1. Pondasi Sumuran
2. Pondasi
Tiang Pancang
Peralatan tiang pancang
Cara Pengangkat Tiang
Pancang
Sepatu Tiang, Sambungan Tiang
3. Tiang Bore/Bored Pile
4. Pondasi
Tiang Tekan/Pressure Injection Pile